APAKAH PERBEDAAN ANTARA KONSELING DAN PSIKOTERAPI

Konseling , konseling adalah suatu bentuk proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok untuk mengentaskan dan memberi pemahaman terhadap individu tersebut agara individu tersebut bisa kembali dalam kehidupan yang sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku.
Sedangakan Psikoterapi adalah proses bantuan kepada individu lebih sepesifik terhadap masalah kejiwaan untuk diterapi dan disembuhkan masalah yang ada dalam dirinya, dengan berbagai langkah dan waktu.

Psikologi konseling ---- terdiri dari dua kata yang berbeda.
Psikologi ---- ilmu yang mempelajari manifestasi kejiwaan individu pada saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Mc. Daniel ---Konseling : rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien
Division of Counseling Psychology ---Suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi secara optimal.

Schertzer & Stone ---
Upaya membantu individu melalui proses interaksi yang sifatnya pribadi antar konselor dengan konseli agar mampu memahami diri dan lingkungan, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. 


Jadi
Makna umum dari psikologi konseling --- suatu proses konseling berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang mengalami masalah melalui pendekatan psikologis.

Kondisi penunjang :
Menciptakan keamanan dan kebebasan psikologis.
ketulusan dan kejujuran.
Kehangatan dan penerimaan diri.
Empati, perasaaan menyenangkan.
Perasaan mencapai prestasi, harapan dan ketenangan


Kondisi penghambat :
Berbohong
Tidak bertanggungjawab
Tidak berwibawa
Egois, penuh amarah
Rendah diri, cemburu
Rendahnya penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman. 

Tujuan Konseling
Membantu konseli menyadari diri, bergerak ke arah kesadaran.
Dapat menerima tanggungjawab yang lebih besar dan menerima perasaan-perasaannya sendiri.
Menjadi lebih berpegang pada kekuatan-kekuatan batin dan pribadinya sendiri.
Konseli mampu mengambil perspektif yang lebih jelas atas masalah yang dihadapinya.
Konseli menjadi lebih terintegrasi mengakui, menerima dan menghadapi aspek-aspek diri yang terpecah dan diingkari.
Mampu belajar mengambil resiko dan menghargai kehidupan.
Membantu konseli mendorong dirinya untuk melakukan apa yang dipilih untuk dilakukannya.
Konseli mampu menerima konsekuensi-konsekuensi pilihannnya.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: