A. KOMUNIKASI KELOMPOK
Faktor komunikasi di dalam kelompok
sangatlah berperan pada dinamika yang terjadi dalam kelompok. Hal ini karena di
dalam komunikasi, akan terjadi perpindahan ide atau gagasan yang diubah menjadi
simbol oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media.
1.
Tipe
Komunikasi Formal
Pola
komunikasi yang digunakan dalam suatu kelompok dapat pula mempengaruhi
keberhasilan penyampaian ide atau gagasan. Seperti halnya komunikasi pada tipe
rantai, untuk mencapai keberhasilan komunikasi diperlukan beberapa persyaratan,
antara lain : penyampaian informasi harus jelas dan sederhana, sehingga tidak
memungkinkan untuk menginterpretasikan dengan berbagai macam pesan. Pada bentuk
kepemimpinan yang otoriter, biasanya digunakan tipe komunikasi rantai dan
menggunakan komunikasi yang satu arah. Beberapa tipe komunikasi dalam kelompok
yaitu : tipe rantai, tipe roda, dan tipe Y. Berdasarkan hasil studi,
keberhasilan komunikasi tipe roda adalah lebih baik dari pada tipe rantai. Hal
ini dikarenakan informasi yang disampaikan langsung oleh satu sumber informasi,
sehingga pengolahan informasi atau proses encoding-decoding tidak dilakukan
oleh beberapa orang. Dengan demikian, penyimpangan isi pesan dapat dikurangi
semaksimal mungkin. Sedangkan pada tipe Y, merupakan proses komunikasi yang
digunakan antara tipe rantai dan tipe roda. Hal ini biasa dilakukan dalam suatu
organisasi, dimana hasil rapat yang akan disampaikan kepada bawahannya tidak
semua informasi atau hasil rapat yang perlu diketahui oleh bawahannya.
Disamping
itu, dalam pandangan carolina niti mihardjo dan jusman iskandar terdapat tipe
jaringan komunikasi formal yang lainnya, yaitu : tipe komunikasi satu arah,
satu arah dengan umpan balik, dan dua arah.
Di
dalam komunikasi satu arah penerima berita bersifat pasif dan keefektifan
komunikasi diyentukan oleh bagaimana berita disampaikan. Komunikasi satu arah
memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan kedua tipe
komunikasi lainnya.
Komunikasi
satu arah dengan umpan balik disebut juga komunikasi mengarahkan atau memaksa.
Proses yang terjadi di dalam tipe ini adalah pengirim berita mengirimkan berita
dan penerima berita memberikan umpan balik dalam bentuk pernyataan sampai
seberapa jauh mereka mengerti berita yang diterimanya.
Tipe
komunikasi dua arah merupakan proses timbal balik dimana setiap anggota
kelompok mulai dengan mengirim berita dan berusaha untuk mengerti berita yang
dikirim oleh anggota lain. Di dalam proses ini, kedua belah pihak bebas saling
bertukar ide dan informasi melalui diskusi yang produktif.
2.
Mengirim
Berita Secara Efektif
Ada beberapa tindakan
yang dapat menciptakan pengiriman berita secara efektif, yaitu :
a. Menyusun
berita secara sempurna dan spesifik. Penerima berita membutuhkan berita yang
diterimanya secara komprehensif.
b. Mengirimkan
berita verbal dan nonverbal yang berhubungan satu dengan yang lainnya, artinya
jangan sampai keduanya kontradiksi.
c. Menggunakan
lebih dari satu macam “channel” (misalnya berita dalam bentuk gambar dan suara)
dan melakukan pengulangan pengiriman berita.
d. Memperhatikan
umpan balik dari berita yang dikirimkannya.
e. Menyusun
berita sesuai dengan kerangka referensi
penerima berita.
3.
Menerima
Berita Secara Efektif
Ada dua keterampilan
daar di dalam menerima berita, yaitu :
a. Mengerti
ide dan perasaan pengirim berita.
b. Mengerti
dan menginterpretasikan ide dan poerasaan pengirim berita.
4.
Faktor-faktor
yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi
Beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat
kecerdasan : tingkat kecerdasan seseorang dapat berperan dalam mengolah dan
mengubah ide ke dalam simbol yang dapat digunakan dalam situasi komunikasi yang
sedang berlangsung.
b. Kepribadian
: Faktor kepribadian seperti motivasi, emosi dan sebagainya turut pula
mempengaruhi dalam berkomunikasi, sehingga pengolahan terhadap ide dan pesan
dapat pula sesuai dengan situasi komunikasi.
c. Latar
belakang pendidikan : tingkat pendidikan juga akan mempengaruhi bagaimana
seseorang dapat mengolah simbol-simbol komunikasi.
d. Pengalaman
masa lalu : pengalaman masa lalu sangat berperan pula dalam komunikasi, karena
dengan pengalamannya ia dapat menggunakan simbol-simbol yang sesuai dalam
kounikasi.
e. Sosial-budaya
: faktor sosial-budaya akan mempengaruhi pula proses dan situasi komunikasi.
Konflik
adalah suatu proses sosial di mana individu-individu atau kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau
kekerasan.
Sedangkan
sebab-sebab terjadinya konflik, antara lain :
1. Adanya
perbedaan pendirian atau perasaan antara individu, sehingga terjadi konflik di
antara mereka.
2. Adanya
perbedaan kepribadian di antara mereka, yang disebabkan oleh adanya perbedaan
latar belakang kebudayaan.
3. Adanya
perbedaan kepentingan individu atau kelompok di antara mereka.
4. Adanya
perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat karena adanya perubahan
nilai/sistem yang berlaku.
Konflik
dalam kelompok, bisa terjadi akibat ketentuan norma yang berlaku tidak sesuai
dengan norma pribadi individu selaku anggota kelompok, karena kemampuan yang
kurang dibanding dengan anggota kelompok lain. Ada jenis kelompok yang
menganggap suatu bentuk konflik memberi kekuatan kelompok untuk mengembangkan
dirinya, ada pula suatu kelompok yang menghindari konflik dan mementingkan
keseimbangan dalam kelompok.
Di dalam interaksi ada kekuatan atau pengaruh.
Anggota kelompok menyesuaikan diri satu dengan yang lainnya dengan berbagai
cara. Mereka mempercepat dan memperlambat aktivitasnya untuk dapat erkoordinasi
di antara mereka. Kekuatan tercermin pada kemampuan
seseorang untuk membuat orang lain bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan itu
adalah pengaruh. Apabila di dalam kelompok ada kondisi kooperatif dan tujuan
kelompok memungkinkan untuk dicapai, para anggota kelompok menggunakan
kekuatannya ke arah yang sama, dan hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada
perlawanan untuk menerima pengaruh dari orang lain.
1. Kekuatan
personal
Kebutuhan
dasar setiap anggota kelompok adalah memiliki pengaruh terhadap kelompok. Seseorang
bergabung dalam kelompok karena ia tidak dapat mencapai tujuan dengan mudah
tanpa menjadi anggota kelompok. Ada beberapa langkah di dalam proses dimana
kekuatan personal dimobilisasi untuk mencapai tujuan.
a. Menentukan
tujuan personal
b. Menentukan
sumber sumber personal
c. Menentukan
kebutuhan gabuangan
d.
Melakukan kontrak.
2. Basis
Kekuatan
Berdasarkan
dari perumusan French dan reven, serta reven dan Kruglanski yang dikutip
Carolina nitimihardjo dan jusman iskandar (1993;22-23)ada beberaapa kemungkinan
yang dapat mendasari kekuatan seseorang yaitu:
a. Kemampuan
untuk memberikan ganjaran dan atau memaksa
Ganjaran yang diberikan kepada anggota
lain di dalam kelompok dapat menyebabkan .Mereka mendekat, namun sebaliknya apabila
terlalu berlebihan dapat menyebabkan mereka “pergi menjauh”
b. Posisi
di dalam kelompok dan organisasi
Posisi
seseorang atau seseorang mempunyai tanggung jawab tertentu seperti polisi,
dapat merupakan basis kekuatan bagi dirinya.
c. Sebagai
referensi
Apabila
anggota kelompok mengidentifikasikan dirinya atau menghendaki untuk seperti
seseorang, maka orang tersebut mempunyai kekuatan di dalam kelompok itu.
d. Mempunyai
keahlian
Seseorang
yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu dan dipercaya dalam hal
itu mempunyai kekuatan di dalam kelompok tersebut
e. Informasi.
Apabila
seseorang mempunyai informasi yang dipandang bermanfaat guna mencapai tujuan
kelompok, maka orang tersebut mempunyai kekuatan di dalam kelompok tersebut.
3. Kekuatan
dan Pemecahan Masalah
Kelompok
yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dapatmeningkatkan
keefektifannya apabila :
a.
Kekuatan kelompok relative seimbang
b.
Kekuatan berdasarkan kepada kompetisi,
keahlian, dan informasi.
Semoga Artikel ini Bermanfaat bagi para pembaca.
Selalu Kunjungi situs menarik Disini (Klik) :D
0 Response to "Aspek Aspek Dalam Dinamika Kelompok"
Post a Comment