Pendekatan Client-Centered
> Pendekatan client-centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri
> Client-centered menolak konsep yang memandang terapis sebagai otoritas yang mengetahui yang terbaik dan yang memandang klien sebagai manusia pasif yang hanya mengikuti printah terapis.
> Pendekatan client-centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
> Menitikberatkan pada mendengar aktif, memberikan respek kepada klien, menjalin kebersamaan dnegan klien yang merupakan kebalikan dari menghadapi klien dengan penafsiran-penafsiran
PROSES TERAPEUTIK
Tujuannya: membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang
berfungsi penuh.
Ciri2 orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan:
*Keterbukaan pada pengalaman
Memandang kenyataan tanpa mengubah bentuknya supaya sesuai
dengan struktur diri.
*Kepercayaan terhadap diri sendiri
*Tempat evaluasi internal
Mencari jawaban2 pada diri sendiri bagi masalah-masalah
keberadaannya.
*Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Fungsi dan peran terapis:
* Peran terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan
sikap-sikapnya bukan pada teknik-teknik.
* Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk
mengubah
* Menghadapi klien pada taraf pribadi ke pribadi.
* Bersedia menjadi nyata dalam hubungan dengan klien.
* Menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat.
Pengalaman klien dalam terapi:
~ Perubahan terapeutik bergantung
pada persepsi klien.
~ Klien datang dengan
Ketidakcocokan antara persepsi diri dan pengalaman dalam kenyataan.
~ Pada mulanya, klien mungkin
mengharapkan terapis akan menyediakan jawaban2 dan pengarahan dan memandang
terapis sebagai seorang ahli yang bisa menyediakan pemecahan.
~ Namun klien akan segera belajar
bahwa dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
~ Pada tahap permulaan terapi,
klien mungkin akan ditandai dengan keyakinan2 dan sikap2 yang sangat kaku,
hambatan2 internal, merasa terpisah dengan perasaan2 sendiri, ketakutan
terhadap keakraban, tidak mempercayai diri, merasa terpecah, dan
berkecenderungan mengeksternalisasi perasaan2 dan masalah2.
~ Setelah terapi berjalan baik,
klien mampu mengeksplorasi masalahnyadan bersedia menerima dan mengintegrasi
beberapa perasaan yang bertentangan dan membingungkan mengenai dirinya.
~ Lambat laun klien menemukan
aspek-aspek diri, yang negatif maupun yang positif, yang dibiarkannya
tersembunyi.
~ Klien bergerak menjadi lebih
terbuka.
Pengalaman klien dalam terapi
adalah melepaskan belenggu2 deterministik yang telah membuat dirinya berada
dalam penjara psikologis. Dengan meningkatnya kebebasan, klin cenderung menjadi
lebih matang secara psikologis dan lebih teraktualisasi.
Pengalaman
klien dalam terapi:
~ Perubahan terapeutik bergantung
pada persepsi klien.
~ Klien datang dengan
Ketidakcocokan antara persepsi diri dan pengalaman dalam kenyataan.
~ Pada mulanya, klien mungkin
mengharapkan terapis akan menyediakan jawaban2 dan pengarahan dan memandang
terapis sebagai seorang ahli yang bisa menyediakan pemecahan.
~ Namun klien akan segera belajar
bahwa dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
~ Pada tahap permulaan terapi,
klien mungkin akan ditandai dengan keyakinan2 dan sikap2 yang sangat kaku,
hambatan2 internal, merasa terpisah dengan perasaan2 sendiri, ketakutan
terhadap keakraban, tidak mempercayai diri, merasa terpecah, dan
berkecenderungan mengeksternalisasi perasaan2 dan masalah2.
~ Setelah terapi berjalan baik,
klien mampu mengeksplorasi masalahnyadan bersedia menerima dan mengintegrasi
beberapa perasaan yang bertentangan dan membingungkan mengenai dirinya.
~ Lambat laun klien menemukan
aspek-aspek diri, yang negatif maupun yang positif, yang dibiarkannya
tersembunyi.
~ Klien bergerak menjadi lebih
terbuka.
Pengalaman klien dalam terapi
adalah melepaskan belenggu2 deterministik yang telah membuat dirinya berada
dalam penjara psikologis. Dengan meningkatnya kebebasan, klin cenderung menjadi
lebih matang secara psikologis dan lebih teraktualisasi.
PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
Klien harus merasa tidak akan
dievaluasi dan dihakimi.
Periode-periode perkembangan
terapi client-centered
*Periode 1 (1940-1950):
Psikoterapi nondirektif
~ Klien akan mencapai pemahaman
atas dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
~ Teknik seperti bertanya,
menggali, mengevaluasi dan menafsirkan serta prosedur2 seperti sejarah kasus,
tes psikologi, dan diagnosis tidak menjadi bagian dari proses terapeutik karena
kesemuanya berlandaskan pedoman eksternal;terapi client-centered mengandalkan
dorongan pertumbuhan bawaan klien.
*Periode 2 (1950-1957):
Psikoterapi reflektif
~Terapis Merefleksikan perasaan2 klien dan
menghindari ancaman dalam hubungan dengan kliennya.
~Klien mampu mengembangkan
keselarasan antara konsep diri dan konsep diri idealnya.
~Memberi respon dari ungkapan
klien.
*Periode 3 (1957-1970): Terapi
eksperiensial
~Terapi difokuskan pada apa yang
sedang dialami oleh klien dan pada pengungkapan apa yang sedang dialami oleh
terapis.
~ Periode ini memperkenalkan
unsur2 penting dari sikap2 terapis:
*Keselarasan atau kesejatian
~ Keselarasan adalah ciri yang
paling penting.
~ Menyiratkan bahwa terapis
tampil nyata, yang berarti sejati, terintegrasi, dan otentik selama pertemuan
terapi.
~ Terapis tampil tanpa kepalsuan,
pengalaman batin dan ekspresinya bersesuaian dan bisa secara terbuka
mengungkapkan perasaan2 dan sikap2 yang muncul dalam hubungan dengan kliennya.
~ Komunikasi yang jujur dengan
klien.
~ Terapis sanggup menyatakan
kemarahan, kekecewaan, kesukaan ketertasikan, keprihatinan, kejemuan,
kejengkelan, dan berbagai perasaan lain yang muncul dalam hubungan dengan
kliennya.
~ Terapi client-centered juga
menekankan bahwa terapi akan terhambat jika terapis merasakan perasaan tertentu
terhadap klien, tetapi dia melakukan tindakan yang berbeda dengan perasaannya
itu. Jika terapis tidak suka ayau tidak menyetujui klien, tetapi menunjukkan
penerimaan terhadap kliennya itu, maka terapi tidak akan berlangsung dengan
baik.
*Perhatian positif tak bersyarat
~ Perhatian yang mendalam dan
tulus.
~ Perhatian itu tak bersyarat,
dalam arti tidak dicampuri oleh evaluasi atau penilaian terhadap perasaan2,
pemikiran2, dan tingkah laku klien sebagai baik atau buruk.
~ Menerima klien secara hangat.
~ Bersifat nonposesif.
*Pengertian empatik yang akurat
~Mengerti secara peka dan akurat
pengalaman dan perasaan2 klien.
~Terapis memahami perasaan2 klien
seakan-akan perasaan2 itu adalah perasaan2nya sendiri tetapi tanpa tenggelan di
dalamnya.
~Terapis tidak boleh kehilangan
keterpisahannya.
~Rogers percaya bahwa terapis
mampu menjangkau dunia pribadi klien sebagaimana dunia pribadi itu diamati dan
dirasakan oleh klien, tanpa kehilangan identitas dirinya yang terpisah dari
klien, maka perubahan yang konstruktif akan terjadi.
0 Response to "Pendekatan Client-Centered Lengkap dan detail terperinci"
Post a Comment