A. PENGERTIAN MINAT
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Abdul Rahman
Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang
Menurut Dr.
Zakiah Dradjat, dkk “minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu
hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah
sesuai dengan kebutuhan
Menurut
Decroly, minat itu adalah pernyataan suatu kebetulan yang tidak terpenuhi.
Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu
instink. Minat anak terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai
sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual,
pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.
Menurut
Whitherington, minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu subyek, seseorang,
suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat dengan hubungan tersebut,
semakin besar minat.
Drs. H.Abu
Ahmadi, berpendapat minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk emosi, yang
tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Muhibbin Syah, M,Ed. Berpendapat secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.
Dari beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu proses kejiwaan yang
bersifat abstrak yang dinyatakan oleh seluruh keadaan aktivitas, ada objek yang
dianggap bernilai sehingga diketahui dan dinginkan. Sehingga proses tersebut
menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah atau keinginan
terhadap sesuatu. Bisa dikatakan pula bahwa minat menimbulkan keinginan yang
kuat terhadap sesuatu. Keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk
meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya baik itu yang
membahagiakan ataupun menakutkan.
B. PERKEMBANGAN MINAT
Minat
merupakan hasil dari pengalaman belajar, baik minat dalam aspek kognitif maupun
dalam aspek afektif. Pengalaman di peroleh anak dari lingkungan rumah, sekolah,
dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Dari lingkungan-lingkungan
tersebut anak belajar tentang lingkungan mana yang dapat memuaskan kebutuhannya
dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan. Yang memuaskan akan berkembang
menjadi minat, sedangkan yang tidak memuaskan, akan menghambat perkembangan
menjadi minat.
Aspek afektif
dari minat atau bobot perasaan danemosional dari minat adalah sikap. Aspek
afektif dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif
minat. Ada dua alasan yang dikemukakan oleh Harlock (1978), yaitu pertama,
aspek afektif lebih memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek
afektif dari minat cenderung lebih bertahan lama daripada aspek kognitif.
Menurut
Harlock (1978), minat dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui
belajar coba ralat, belajar melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan
pengarahan.
C.
CIRI-CIRI
MINAT
a. Minat
tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat juga
berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat
karena perubahan usia.
b. Minat
tergantung pada persiapan belajar
Kesiapan
belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang
tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.
c. Minat
bergantung pada kesempatan belajar
Minat
anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian
anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di
rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada
minat orang di luar rumah yang mereka kenal.
d. Perkembangan
minat mungkin terbatas
Hal ini
disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat
fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya
yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial yang
terbatas.
e. Minat
dipengaruhi oleh pengaruh budaya
Kemungkinan
minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang
dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.
f. Minat
berbobot emosional
Minat
berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang
sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot
emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak
menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan
menguatkan minat.
g. Minat
dan egosentris
Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap
sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.
sangat bermanfaat bagi saya ,
ReplyDelete